Rindu Rumah
Dulu ketika masih jadi mahasiswa saya hobinya ngalor ngidul ga tentu. Kadang habis kuliah rapat, kadang main, atau lebih sering pulang ke kosan dan duduk manis di depan laptop.
Sejak kuliah, saya sungguh merasa jadi 'besar'. Ya, besar kepala karena merasa keren menyandang gelar sebagai mahasiswi perguruan tinggi negeri. Merasa besar kepala karena tak lagi mewek ketika jauh dari orang tua. Dan merasa besar kepala ketika (dengan sok bangganya) merasa mampu ikut beragam organisasi ini itu.
Tapi tak bisa dipungkiri, ketika tiba-tiba tugas kuliah bertumpuk karena seringkali ditunda-tunda. Dan tekanan harus menunaikan tugas organisasi yang lebih dari satu. Ada kalanya menyababkan tubuh tiba-tiba nge-drop.
Hingga pernah saya baru sampai kosan, sudah panas dingin. Tak sanggup masuk kuliah dan hanya tertidur di atas kasur. Beruntung saya punya taman sekamar. Setidaknya ada yang bantu ingetin makan dan minum obat saat itu.
Saat kepala tak lagi mampu berpikir tentang setumpuk kerjaan, dan mata hanya bisa menatap menerawang. Maka ketika itu pikiran saya ikut 'terdiam'.
Entah kenapa, bayangan tentang rumah, orang tua, adik, dan doa mereka ketika saya hendak berangkat. Tetiba terngiang lagi.
Maka, 'kebesaran' yang saya kenakan seketika luntur. Berganti dengan sesak di dada dan penyesalan yang menyesakkan.
"Gue di sini enak-enakan makan, tidur, main, belajar suka-suka. Padahal yang di rumah siang malam cari nafkah."
Maka, di saat yang sama saya merindukan mereka. Sambil terus menyeka air mata yang keluar begitu saja.
Saya memang punya teman di sini. Tapi, perhatian tulus dan sungguh-sungguh itu cuma ada di rumah.
Saya memang senang di sini. Mau melakukan apa saja bebas. Tapi kalau di rumah, kalau salah ada yang ingetin.
Saya memang aktif organisasi ini itu. Tapi amanah saya di rumah mestinya lebih utama.
Saya pun tersadar. Mereka, keluarga saya.
Dimanapun tubuh saya terbaring, bersama siapapun saya makan dan menghabiskan waktu, keluarga tetap ada bersama setiap langkah saya.
Maka saya pun menyesal karena sempat lupa pada keluarga ketika enak-enakan jadi mahasiswi yang semau dewe.
Dan saat saya menulis ini, sebetulnya saya pun tengah rindu untuk berbakti lebih sungguh-sungguh. Tersebab ada seorang ibu yang pernah bertanya, "Memang anis sudah puas nyenening orang tua?"
Pertanyaan yang selalu saya dengungkan ketika saya mulai merasa 'besar'.
Pertanyaan ini yang selalu menjadi rem ketika saya mulai egois.
Pertanyaan ini ternyata membuat saya sedikit dewasa..
Terimakasih bu, untuk pertanyaannya..😊
#edisirindukeluarga
#semangatberbakti
Bersama lantunan azan ashar
28 Ramadhan 1437H
Komentar
Posting Komentar