Ingatan tentang Azan
Sebelumnya, saat sibuk menyelesaikan pekerjaan entah apapun itu. Kemudian terdengar suara azan, terkadang beratnya pekerjaan justru bertambah. Seolah panggilan azan bagaikan kewajiban yang memberatkan.
Saat itu, sholat masih menjadi sesuatu yang memberatkan. Kemudian Allah berikan aku kesempatan belajar. Bahwa ketika urusan kita sungguh berat, sholat sejatinya adalah peristirahatan kita.
Jikalau yang terjadi sebaliknya, yakni sholat justru memberatkan kita. Maka, perhatikanlah, bisa jadi urusan-urusan (di luar sholat) itu tidaklah lebih berat dari sholat. Tidak seberat yang kita bayangkan/anggap. Tidak lebih penting dari sholat kita.
Karena jikalau urusan itu sungguh betul-betul berat. Maka kita akan lebih semangat sholat. Karena sholat adalah mi'raj kita, tempat singgah kita. Singgah untuk mengisi amunisi semangat berjuang.
Demikianlah yang dicontohkan baginda Rasulullah Muhammad saw, yang ketika lelah ia akan meminta Bilal untuk melantunkan azan.
Seolah sejak berkumandang, maka pertolongan itu akan segera datang. Dan aku merasakannya juga kali ini.
Ketika aku mendengar azan, meresapi betul-betul setiap baitnya, mengamini dalam hati, kemudian berdoa setelah azan selesai. Dan terlintas ingatan, di ujung doa itu, ada seseorang yang pada saat yang sama, barangkali sudah bersiap sholat sunnah di masjid. Ia membawa serta keteguhan hati dan langkah yang kokoh bersama rukuk dan sujudnya. Juga seuntai doa yang tersemat dalam setiap kerinduannya.
عسى أن ربنا يسهل كل أمره
و بارك في كل أمره
مع دعائي في كل وقت
١٩-١١-٢٠١٦
Komentar
Posting Komentar