Hari Lahir

Lima September sebetulnya bukanlah hari yang begitu istimewa. Aku tak biarkan tanggal ini membuatku berharap terlalu banyak.

Terkadang mendengar sedikit candaan orang rumah soal tanggal ini membuatku tersenyum dalam hati. Haru. Lucu.

Awalnya keluarga kami adalah keluarga penuh 'huru hara'. Pertengkaran terkadang sulit dihindari. Suara yang tiba-tiba meninggi. Luapan amarah yang terkadang berapi-api lebih sering terekspresikan.

Sedikit ingatanku soal kapan orang tua ku menunjukkan rasa sayangnya terang-terangan. Bahkan meski lewat ucapan.

Dapat dihitung berapa kali mama pernah mencium keningku saat aku tidur.

Dapat dihitung berapa kali aku memeluk bapak.

Maka ketika datang masa air mata berlinang...ini bukanlah hal yang biasa.

Maka ketika datang masa tertawa sambil bercanda..ini sungguh momen yang dinantikan.

                                    ***

Sepertinya dua kali aku pernah merayakan hari lahir besar-besaran. Mereka akan sibuk repot mengurus ini itu. Lalu berdiri di samping saat aku hendak meniup/memotong kue.

Aku melupakan saat-saat itu. Sampai seorang yang istimewa membuatku ingat kembali, lewat ucapannya yang bilang:

"Percaya ga Kelahiran anis itu dinanti2 sama ibu bapak dlu. Maka hari bersejarah itu pasti ga akan pernah dilupain sama bapak ibu anis. Tapi kita anak belom tentu loh hafal tgl lahir ibu bpk kita. Nah mengenang hari bahagia itu dgn cara yg bahagia dan membahagiakan itu baik."

Maka saat itulah aku tersadar. Bahwa setiap kelahiran sejatinya adalah sesuatu yang penting untuk disyukuri.

Bukan perayaanya tapi pada rasa syukur itulah fokusnya.

Maka setiap orang tua & anak patutlah dipenuhi hak-haknya.





#edisisayangmama
#karenabundaharussholihah



Bersama malam yang berlinang air mata
11 Feb 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Petualangan

Prasangka

Adik dan Kakak