Catatan Pojok 1

Evaluasi agenda pembelajaran sepekan kemarin:

1) Proses anak memahami sesuatu tidaklah instan. Baik soal materi pelajaran maupun dalam hal menangani gejolak emosi.
Pastikan setiap anak tidak dipaksa untuk memahami sesuatu, secara berlebihan. Ini bisa saja berdampak traumatik jangka pendek maupun panjang.

2) Pemberian materi perlu memperhatikan tahapan kecerdasan anak. Terkadang tahapan ini tidak hanya ditentukan berdasarkan usia. Pengamatan langsung pada anak akan sangat membantu.
Pastikan materi yg disampaikan dapat dipahami sesuai dgn pemahaman anak.

3) Tingkat perkembangan setiap anak berbeda. Ada anak yg perkembangan & pertumbuhan kinestetik motoriknya lebih cepat, sehingga kognitifnya sedikit terlambat. Ada anak yang kognitifnya lambat, motoriknya lambat, tapi emosionalnya lebih peka. Ada anak yang dalam banyak hal menonjol, cepat secara kognisi, motorik maupun emosi.
Pengamatan berkala & komunikasi terbuka dapat membantu kita menemukan penanganan yang tepat bagi tiap-tiap anak.
Kuncinya komunikasi, ketelitian & kesabaran.


4) Tegas itu berarti bersikap sama pada kondisi yang sama. Tidak bersikap toleran pada hal yang memang tidak patut ditoleransi.
Bersikap sama ketika anak melakukan kesalahan yang sama, akan membuat anak mengerti pola.
Berikan pemahaman & buat negosiasi soal hukuman apa yang baik diterapkan ketika anak bersikap tidak baik.
Penerapan hukuman selalu bersifat tegas. Terus konsisten. Tidak berubah-ubah. Jika sikap ini berulang, maka akan membentuk kedisiplinan.

5) Perhatian yang cukup dari orang tua akan membantu anak lebih termotivasi untuk belajar. Selain karena belajar merupakan proses yang melelahkan, belajar juga butuh bimbingan/bantuan ganda (bisa berupa penjelasan materi)  dari orang tua di rumah.

6) Anak-anak akan bersikap lebih teratur ketika aturan main yang diterapkan, jelas, tegas & konsisten.
Mereka pasti dapat pujian jika berbuat baik (sekurang-kurangnya diapresiasi sesuai tindakannya, tdk berlebihan). Dan mendapat hukuman jika berbuat tidak baik (sekurang-kurangnya berupa nasihat).

7) Pada dasarnya anak-anak cenderung berkata jujur. Jika anak berbohong, tentu ada sebabnya. Entah karena merasa terancam, marah, takut maupun iseng.
Jadi setiap informasi dari setiap anak, tetap perlu untuk dipastikan kebenarannya. (Misal ada teman yang bercanda/bertengkar). Untuk menghindari informasi yang dilebih-lebihkan atau ditutup-tutupi atau terlupa.










Catatan Pojok Januari
1 Februari 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Petualangan

Prasangka

Adik dan Kakak