C. A. P.

Tanggal 25 Agustus adalah tepat sebulan saya mengajar sekaligus bertugas sebagai wali kelas 2 SD. Sebulan saya belajar dan memahami sangat sedikit dari apa-apa yang saya alami bersama anak-anak maupun orangtuanya.

Cap pertama yang menggema sejak semula saya mengajar yakni anak kelas saya super aktif. Dipilih yang paling aktif dari mereka saat kelas satu. Tidak betul-betul dicampur, tetapi betul-betul dikumpulkan yang super duper menjadi satu.

Satu mindset yang selalu saya resapi betul-betul, bahwa setiap anak itu unik lagi istimewa. Tak perlu sama karena mulanya sudah berbeda.

Dan saya pancangkan betul-betul bahwa setiap anak tentu punya kecerdasan dan cara berekspresi yang tak selalu sama persis.

Maka, saya tak masalah soal cap terkait anak kelas saya. Toh, seluruh guru mendukung bahwa anak-anak saya hanya super aktif, tidak lebih.

Tapi seiring berjalanannya waktu, tak bisa dipungkiri betapa sebagian guru tetap saja geleng-geleng kepala menghadapi anak kelas saya.

Segala gendang-gendang meja/dinding/lemari, duduk di atas meja, berlari di luar kelas saat jam pelajaran, 'main' fisik, malak, dan lain sebagainya.

Hadeuuuh..
Jangankan guru lain, saya walasnya saja geleng kepala hampir tiap hari..
Wkwkwk

Tapi satu hal yang kemudian membuat saya kembali bersemangat, ketika mereka belajar dengan gaya masing-masing (yang main muter-muter sampai puas, baru kemudian pulang telat karena belajar) dan mereka belajar sambil sesekali bercerita, lalu tertawa dan saya lihat dengan mata kepala saya bahwa mereka nampak serupa dengan yang lain.

Anakku pun bisa tertawa jujur..
Anakku ternyata punya hal yang membuatnya tertarik dan bersemangat..

Aaahh..
Mereka pun layaknya anak yang lain..
Hanya saja butuh waktu sedikit lebih lama untuk membuat mereka sanggup menjadi lebih baik dari kebanyakan anak yang lain..😊





#yuklasabarcuy
#nostrugglenoprogress







Bersama rehat dari penat yang sesaat
2 September 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Petualangan

Prasangka

Adik dan Kakak