The Next Point

Hari demi hari berlalu semakin cepat.

Tak peduli apakah kita selalu siap melaluinya..

Tak peduli apakah kita sudah memiliki rencana di setiap paginya..

Tak peduli sudahkah kita mampu menghadapi setiap tantangan yang muncul..

Detik demi detik terus berjalan..
Dan hari terus silih berganti. Tanpa peduli..

Aah..
Rasanya membangun rumah tangga itu sungguh berat & 'penuh pertarungan'.

Tak mudah bangun lebih pagi lalu menyiapkan sarapan & makan siang sekaligus.

Tak kuat setiap hari menghadapi pekerjaan rumah yang selalu ada meski dikerjakan, tak jua usai.

Tak sanggup menyimpan berupa-rupa prasangka sendiri.

Berat rasanya hidup setelah pernikahan ini..

Begitu pikir ku kala itu..

Akibatnya fisik mulai 'terlemahkan', pikiran mulai keruh, dan amalan dikerjakan tanpa semangat.

Sungguh hari-hari yang suram..hiks

Tapi Allah SWT kuatkan, "Tidaklah Allah membebani hamba-Nya kecuali dengan  sesuatu yang dapat dipikulnya."

Alhamdulillah ingatan itu terbesit lagi.

Dengan izin Allah sedikit demi sedikit peran baru ini terasa lebih ringan untuk diterima. Lebih mudah untuk disyukuri. Dan lebih ingin dioptimalkan.

Aku belajar bahwa fondasi keluarga yang kokoh selalu dibangun dari tetes peluh dan air mata, dalam waktu yang panjang dan terus menerus diuji. Dan sungguh bukan proses yang mudah untuk dilalui, kecuali dengan keimanan yang senantiasa diikat erat-erat dalam ingatan & dihujam kuat-kuat dalam hati.

Aku belajar setiap tahapan kehidupan selalu ada tantangannya.
Selalu menantang untuk dilalui ketika awalnya.

Aku belajar bahwa setiap yang kita hadapi dan kita terima, akan menjadi kenangan kosong saja jikalau kita lalai melekatkannya dengan keimanan kita.

Karena tanpa iman setiap tantangan yang kita hadapi akan terasa semakin berat. Dan berupa-rupa rasa yang bergumul pada saat itu tak akan bernilai apapun di kemudian hari.

Lain jika iman selalu kita ikat erat-erat, maka setiap rasa sakit terasa,  kemudian sujud & munajat terlantun, disusul dengan prasangka baik & kesabaran yang menguatkan. Maka di saat yang sama terhitunglah balasan amalan itu mulai dari yang paling kecil. Maka tak ada yang terserak lagi tak bernilai. Semua rasa dan upaya itu terbayar pada proses &  ujungnya.

Sungguh beruntung yang menggenggam erat imannya sepanjang perjalanan ini.

Sungguh beruntung yang memiliki teman perjalanan berhati lapang.

Maka seuntai doa yang selalu ku panjatkan ketika ku cium tangannya..
"Barakallahu lanaa wabarakaa 'alainaa wajama'a bainanaa fii khoiir. Semoga Allah berkahi kita sayang."

With love & apology for you my lovely one..
Who always I missing every day.

Okt 12 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Petualangan

Prasangka

Adik dan Kakak